Lingkungan dapat dianggap sebagai penyedia sumber kehidupan dengan berbagai produk yang dihasilkannya. Kebanyakan orang mungkin tidak merasakan bahwa alamlah yang memberikan berbagai kecukupan kebutuhan, kebanyakan orang hanya beranggapan bahwa proses produksi dari industrilah yang memberikannya, padahal industri hanya menjadi pengolah dan pengelola saja. Selain lingkungan dalam artian umum, hutan dalam hal khusus juga mempunyai berbagai manfaat yang sangat besar. Berbagai manfaat umum yang dihasilkan dengan adanya hutan dan keanekaragaman hayati di dalamnya, antara lain adalah:
1. Hutan mampu menghasilkan berbagai nilai ekonomis langsung. Bagi masyarakat tradisional hutan menyediakan berbagai kebutuhan pokok seperti sumber pangan, kayu bakar, kayu sebagai bahan tempat tinggal, dan tanaman obat-obatan. Semua yang ada di hutan dapat dimanfaatkan secara langsung tanpa proses pengelolaan yang panjang.
2. Hutan, perkebunan yang dikembangkan secara khusus mampu menghasilan produk-produk yang sangat dibutuhkan khalayak banyak. Tingkat kebutuhan yang banyak di seluruh dunia pada akhirnya dapat dimanfaatkan dengan cara mengekspor hasil-hasil hutan sehingga mampu meningkatkan devisa negara. Contoh hasil yang diekspor yaitu teh, kopi, tembakau, coklat, karet, dll. Di samping itu ada juga ekspor tumbuhan obat seperti pasak bumi kepuh, kedawung, dll.
3. Hutan memiliki nilai ekonomis secara tidak langsung, yang artinya hutan mampu menghasilkan berbagai manfaat ekonomi pada saat ini, maupun masa mendatang tanpa adanya proses memanen ataupun mengambil sumber dayanya. Contohnya adalah kelestarian ekosistem, dan terjaganya proses-proses alamiah, dimana manfaat yang dihasilkan tidak berwujud barang, namun memiliki dampak terhadap kehidupan disekitarnya.
4. Keanekaragaman hayati lingkungan menjaga kestabilan dan produktivitas ekosistem. Sebagai gambaran yakni proses fotosintesa oleh tumbuhan yang mampu mengubah energi dari matahari, zat-zat organik menjadi sumber energi lain (buah, umbi, daun, dll) yang dapat dikonsumsi oleh hewan. Sedangkan hewan memberikan timbal balik berupa olahan organik yang dapat dimanfaatkan kembali oleh tumbuhan. Dari hal tersebut tercipta siklus energi yang berkelanjutan berupa rantai makanan. Dengan keanekaragaman hayati siklus tersebut dapat terus berjalan, berbeda dengan apabila terjadi kepunahan, maka dapat mengakibatkan kepunahan beruntun akibat siklus yang terputus.
5. Vegetasi di lingkungan memiliki fungsi penting dalam perlindungan terhadap air dan tanah. Seperti yang diungkapkan ahlinya bahwa komunitas biologi berperan penting dalam melindungi resapan air, melindungi ekosistem dari banjir dan kekeringan, serta memelihara jasa dan kualitas air (Wilson dan Carpenter, 1999). Apabila vegetasi terganggu akibat penebangan, pembukaan lahan, pertambangan, dll yang mengakibatkan jumlahnya turun maka dapat menyebabkan dampak seperti banjir, erosi tanah, dan longsor tanah.
6. Lingkungan hutan berfungsi sebagai pengaturan iklim, baik itu dalam skala lokal, regional, maupun global. Dalam skala global hutan menjaga rata-rata curah hujan, pola cuaca, dan menjaga kadar karbon dioksida di atmosfer. Berkurangnya jumlah vegetasi di hutan membuat kondisi iklim dunia goyah, dan hal yang paling sering terdengar adalah pemanasan global akibat dari peningkatan gas rumah kaca (salah satunya karbon dioksida).
7. Keanekaragaman hayati menjaga hubungan antarspesies tetap berimbang. Perubahan populasi suatu spesies tertentu dapat berimbas pada perubahan populasi spesies lainnya (biasanya spesies predator) karena kelangsungan hidup spesies juga bergantung pada spesies lainnya. Misalnya suatu spesies katakanlah singa mengalami penurunan populasi, hal tersebut menyebabkan peningkatan populasi dari banteng, ledakan populasi banteng pun juga dapat berdampak pada pengurangan populasi tumbuhan, dan pada akhirnya populasi banteng juga menurun akibat kurangnya tumbuhan yang dapat dimakan.
8. Keanekaragaman hayati memiliki juga manfaat dalam membantu pemantauan kondisi kesehatan lingkungan. Hal tersebut dapat dilakukan dengan meneliti spesies-spesies tertentu yang rentan terhadap perubahan ataupun rangsangan. Contohnya pada lumut kerak batu, yang memiliki kemampuan menyerap kandungan kimia dari air hujan dan polusi udara, apabila lumut tersebut mati maka dapat menjadikan indikasi bahwa lingkungan tempat lumut tersebut mengalami pencemaran yang parah.
9. Ekosistem yang masih terjaga dengan asri dapat dimanfaatkan sebagai tempat rekreasi dan ekowisata (wisata alam). Banyak orang yang senang meluangkan waktu mereka untuk menikmati keindahan alam dan merasakan kenyamanan di alam. Pemanfaatan sebagai tempat pariwisata dapat meningkatkan pendapatan warga lokal hingga devisa negara.
10. Kelestarian lingkungan dan keanekaragaman hayati mengandung banyak nilai pendidikan dan ilmiah yang menuntut untuk dipelajari. Dari banyaknya nilai-nilai pendidikan yang terkandung dapat menghasilkan berbagai usaha pelestarian, perkembangan ilmu pendidikan, pengembangan sektor kehidupan, hingga penelitian-penelitian baru dimana kesemuanya pada akhirnya menghasilkan nilai ekonomis tinggi bagi pelakunya.
Tanpa kita sadari ternyata banyak sekali ternyata manfaat dari melimpahnya kondisi hutan tropis dan keanekaragaman hayati. Bagaimanakah lalu pemanfaatannya di Indonesia? Kita tahu bahwa Indonesia termasuk dalam negara-negara dengan kekayaan alam dan keanekaragaman hayati terbesar di dunia. Meskipun begitu banyak yang belum dapat dimanfaatkan dan masih dalam penelitian mengenai fungsi keberadaannya.
Kelestarian Lingkungan adalah Tanggungjawab Manusia
Dalam ajaran agama manusia ditugaskan menjadi pemimpin dan khalifah di bumi, hal tersebut secara tersirat juga menuntut manusia sebagai pengelola kehidupan dan sumber daya di bumi, sehingga jelas bahwa seluruh manusia bertanggungjawab terhadap kelestarian lingkungan. Manusia yang juga sebagai penghuni dari bumi, sebagai pengguna sumber daya harus senantiasa menjaga kelestarian lingkungan, karena fungsi lingkungan yang sebagai tempat tinggal, dan sebagai penyedia sumber bahan kehidupan, dan sebagai penyeimbang hayati. Manusia wajib menjaga lingkungan jika mereka ingin tetap lestari.
Hubungan manusia dengan alam merupakan suatu hubungan yang saling memberikan timbal balik, jika tidak maka keseimbangan alam akan terganggu, seperti yang terjadi sekarang ini, manusia dengan gencarnya mengeksploitasi kekayaan alam tanpa memberikan timbal balik dengan pelestarian yang seimbang. Akibatnya pun akhirnya juga berimbas kepada manusia kembali, alam seakan marah dengan menimbulkan bencana, dan manusiapun juga tidak harus semena-mena menyalahkan alam, namun harusnya mengkoreksi diri apakah hal sudah dilakukan terhadap alam, apakah menjaganya atau justru merusak tanpa menyadarinya.
Dalam upayanya manusia bergerak dalam skala yang bervariasi, mulai dari skala pribadi, masyarakat, LSM, skala nasional hingga skala internasional. Sekarang ini seakan banyak orang yang menggantungkan tanggungjawab dalam pelestarian kepada lembaga-lembaga lingkungan saja tanpa ikut bertindak secara nyata dalam pelestarian lingkungan. Mereka berarti melupakan atau acuh-tak acuh terhadap hal sepenting ini. Dalam hal ini diperlukan aksi saling mengingatkan dan saling mengajak antar sesama manusia untuk bersatu menjaga lingkungan. Tidak perlu cara sulit untuk menyelamatkan lingkungan, kita dapat memulainya dengan hal-hal sederhan yang ramah lingkungan.
Diperbarui pada 16 Januari 2017.