Pertama-tama, kita mulai dari sedikit penjelasan mengenai KKN (Korupsi, Kolusi dan Nepotisme). Korupsi adalah bentuk penyalahgunaan kekuasaan/jabatan publik dengan tujuan untuk memperkaya kebutuhan pribadi. Lalu, kolusi merupakan sikap dan perbuatan tidak jujur dengan membuat kesepakatan secara tersembunyi dalam melakukan perjanjian dimana disertai dengan pemberian pelicin/suap untuk memperlancar urusan. Sedangkan nepotisme artinya lebih memilih saudara atau teman akrab berdasarkan hubungannya bukan berdasarkan kemampuannya dalam menentukan kebijakan.

PT. PLN yang sebagai perusahaan penyedia dan pengelola kebutuhan listrik seluruh rakyat Indonesia tentunya selalu terjadi transaksi dengan masyarakat maupun lembaga yang menjadi pelanggan maupun mitra. Keterlibatan yang paling umum adalah dalam pembayaran listrik, semua pelanggan dari PLN diwajibkan untuk membayar listrik yang telah dipakai, maka dapat dibayangkan berapa banyak transaksi dan keuntungan yang terjadi dari pembayaran tersebut. Dikarenakan banyaknya proses pengadaan barang dan jasa serta pelayanan pelanggan yang terjadi maka menjadikan hal tersebut sulit untuk diawasi. Baik itu transaksi berukuran kecil maupun besar, semuanya dapat berpotensi terjadi pelanggaran yang tersembunyi.

Berlatarbelakang hal seperti di atas maka dibuatlah sistem yang mampu untuk mencegah terjadinya tindak korupsi, kolusi maupun nepotisme. Program yang pelaksanaannya melibatkan pihak PLN, pegawai, serta mitra kerja tersebut diharapkan mampu menghilangkan terjadinya tindakan penyelewengan / pelanggaran. Dari hal tersebut muncullah program PLN Bersih. Nah, Apa itu Program PLN Bersih?

Program PLN Bersih merupakan sebuah komitmen tegas dari PT. PLN dalam menjalankan praktik penyelenggaraan perusahaan yang bersih dan terbebas dari tindak korupsi, kolusi dan nepotisme. Di samping itu juga menegakkan Good Corporate Governance (GCG) serta anti korupsi dalam penyediaan tenaga listrik bagi masyarakat.

Untuk menjalankan program tersebut PLN memiliki empat pilar yang menjadi penyangga berdiri tegaknya PLN Bersih. Empat pilar yang dimaksud adalah: 1) Partisipasi; 2) Integritas; 3) Transparansi; 4) Akuntabilitas.

Berdasarkan empat pilar tersebut PLN telah berhasil mengadakan berbagai langkah inisiatif dalam mewujudkan PLN Bersih, langkah-langkah tersebut diantaranya:

1. Bekerja sama dengan TII (Transparency International Indonesia).
2. Membuat sistem pelayanan yang transparan dengan meminimalkan pertemuan tatap muka pelanggan dengan pegawai PLN.
3. Melakukan perubahan aturan pengadaan barang dan jasa.
4. Membuat sistem penanganan keluhan pelanggan.
5. Membangun whistler blower system bagi karyawan PLN.
6. Memudahkan karyawan yang ingin menyerahkan barang terindikasi gratifikasi.
7. Melakukan multi stakeholder forum (mitra PLN dengan membuat komitmen dan deklarasi bersama untuk tidak melakukan suap dan korupsi).
8. Dll.

Masih banyak informasi penting berkaitan dengan PLN bersih. Namun, saya tidak mungkin untuk menuliskan itu semua.

Perlunya Dukungan Masyarakat Terhadap PLN Bersih

Sebuah program apapun tidak akan dapat berjalan dengan lancar tanpa adanya dukungan dari pihak yang terkait, begitu pula program PLN. Langkah nyata PLN tersebut perlu mendapatkan dukungan dan bantuan dari masyarakat. Masyarakat sebagai pelanggan terbesar dan terbanyak menjadi kunci keberhasilan, bila partisipasi aktif masyarakat banyak maka niscaya dapat menjadi sumber kekuatan untuk memberantas korupsi. Menurut saya, sejauh mana keberhasilan program ini salah satunya adalah sejauh mana masyarakat mampu berperan aktif turut serta dalam pengawasan program PLN Bersih tersebut. Program tersebut dapat terlaksana melalui fungsi masyarakat sebagai pengawas hingga pelaksana.

Saya rasa jika banyak yang sudah mengetahui program PLN bersih, akan banyak juga orang yang berkeinginan untuk turut berperan aktif, namun masalahnya mungkin masih bingung terhadap apa yang perlu dilakukan dalam mendukung PLN Bersih. Untuk itu saya ingin menyampaikan beberapa hal sederhana yang dapat dilakukan oleh masyarakat, antara lain:
1. Lakukan sosialisasi, publikasi kepada masyarakat terutama masyarakat pelosok.
2. Memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam mendapatkan informasi.
3. Mengkaji ulang sistem yang berjalan, apakah pada tiap daerah dapat berjalan sesuai harapan.
4. Memberikan tindakan tegas terhadap tindak calo pembayaran listrik.
5. Lebih menindak tegas bagi pelanggan yang melakukan pelanggaran/pencurian listrik.

Sebagai penutup dengan turut mengajak seluruh masyarakat Indonesia mari ikut sukseskan PLN Bersih. Kepedulian kita terhadapnya juga dapat menggambarkan kepedulian kita terhadap saudara-saudara kita di daerah kekurangan listrik, yang mungkin mereka masih mengalami ketertinggalan akibat kurangnya pasokan listrik untuk menjalankan kehidupan keseharian mereka akibat dari belum bersihnya kerja PLN, akibat dari terhambatnya pembangunan, akibat dari kita yang terlalu boros energi, akibat dari belum aktifnya kita memberantas korupsi. Alangkah lebih baik jika tidak hanya KPK yang berjuang keras, namun juga kita bersama langkah positif PLN Bersih turut berperan aktif memberantas korupsi. Dengan terwujudnya tujuan maka dapat meningkatkan pembangunan dan otomatis juga meningkatkan kesejahteraan beserta pemerataan di seluruh Indonesia.

Mungkin hanya itu yang dapat saya bagikan. Mari bersama-sama kita buktikan dan awasi proses berjalannya PLN Bersih, apakah hasilnya benar-benar sesuai dengan yang diharapkan atau hanya sebuah publikasi belaka. Apakah nanti hasilnya dapat menjadi sebuah teladan atau justu menjadi hal yang memalukan atau dikecam. Satu lagi yang menjadi penutup: Selamat Hari Listrik Nasional, dan Terima Kasih Banyak PLN telah melayani kebutuhan listrik negara yang membuat Indonesia menjadi lebih terang. Semoga tetap bersih sehingga mampu menjadi contoh baik bagi lembaga lain dan juga semoga dapat lebih berkembang maju, terutama dalam mencukupi kebutuhan listrik di Indonesia.