Aquanotes Waterproof
Ide dapat muncul dari mana saja dan kapan saja, termasuk juga saat kamu sedang mandi di kamar mandi. Ide juga dapat menjadi hal penting sebagai inspirasi kita, untuk itu kita perlu mengingat-ingat ide-ide yang kita anggap penting. Salah satu media untuk mengingat ide untuk jangka waktu yang lama adalah kertas catatan. Sayangnya kertas biasa akan mudah basah bila terkena air, selain itu ide-ide unik juga dapat mudah terlupa bila ditunda mencatatnya.
Masalah itulah yang mendasari seorang shower thinker (demikian sang penemu ini ingin disebut) menciptakan notes (catatan) tahan air. Notes ini dilengkapi dengan pensil yang juga tahan air. Dalam promosinya, produk notes plus pensil ini sangat ramah lingkungan. Bisa didaur ulang dan batang pensilnya terbuat dari kayu cedar yang pengelolaannya mengikuti syarat perlindungan lingkungan.
Aquanotes sudah diproduksi besar-besaran, harga jualnya sekitar 9.95 USD untuk notes berisi 40 lembar. Sementara ilmuwan di Instituto Italiano di Technologia (IIT) juga berhasil membuat kertas tahan air. Bersifat magnetis dan bebas bakteri tanpa mengubah sifat dasar kertas. Proses teknologi nano yang digunakan memastikan bahwa kertas yang dihasilkan tetaplah seperti yang kita kenal. Bisa ditulisi atau digambari, dimasukkan ke printer atau mesin fotokopi, atau dilipat-lipat menjadi prakarya.
Dr. Roberto Cingolani yang mengepalai tim ilmuwan menjelaskan bahwa proses pengolahan kertas ini dilakukan dengan mengambil molekul tunggal (monomer) pada kertas. Kemudian dipasangkan dengan partikel nano, sehingga terbentuk sebuah polimer yang kemudian disebarkan dalam cairan.
Senyawa akhir yang dihasilkan berupa matrik polimer yang berisi partikel-partikel nano. Proses teknologi nano ini, yaitu mencampur sejumlah monomer dengan berbagai tipe partikel nano, mendasari terciptanya bermacam-macam karakter saat diaplikasikan pada kertas.
Jika partikel nano berupa besi ditambahkan ke matrik polimer, maka akan dihasilkan kertas magnetik. Sementara partikel nano perak akan menghasilkan kertas bebas bakteri. Proses yang sama juga bisa diterapkan untuk menghasilkan kertas tahan air, kertas yang mampu membersihkan diri sendiri atau kertas yang dapat bersinar dalam gelap (fluoresensi).
Senyawa yang dihasilkan kemudian diinjeksikan ke kertas atau bisa juga ke material lain seperti kain. Pengaplikasiannya dilakukan dengan cara digulung atau dicelup. Tapi ingat, hasilnya bukanlah berupa kertas yang berlapis senyawa, melainkan selubung tiga dimensi lembut yang menyebar di tiap-tiap serat kertas.
Menurut Dr. Cingolani, kertas bebas bakteri dapat digunakan untuk mengemas makanan dan aplikasi medis. "Sementara kertas fluoresensi dan magnetis bisa digunakan untuk kepentingan keamanan dan catatan bank atau perlindungan mata uang atau dokumen penting lainnya. Sedangkan kertas tahan air bisa digunakan untuk dokumen pusaka." jelasnya.
Diperbarui pada 3 Maret 2017.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan berkomentar dengan baik dan bijak, menghormati satu sama lain. Terima kasih.