Cara Benar dalam Mengatasi Mimisan
Pernahkan anda mengalami mimisan atau melihat orang lain mimisan? Apabila pernah apa tindakan yang anda lakukan, apakah sudah benar atau belum? Mari kita cari tahu melalui artikel akan membahas tentang penanganan mimisan ini.
Mengatasi Mimisan |
Mimisan merupakan kondisi di mana hidung seseorang mengeluarkan darah, atau sederhananya yaitu pendarahan pada hidung. Mimisan dapat disebabkan oleh beberapa hal, seperti pukulan keras yang menghantam hidung, iritasi pada membran mukosa hidung karena ingin mengeluarkan sesuatu dari rongga hidung, atau karena adanya luka dan terinfeksi.
Mimisan sendiri dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:
1. Epistaksis Anterior
Mimisan epistaksis anterior disebabkan oleh pecahnya sambungan antara arteri etmodialis anterior dan labialis superior. Bagian pendarahannya jelas yaitu hanya pada bagian depan hidung. Mimisan ini tidak begitu berbahaya. Arteri-arteri yang berada di anterior letaknya di permukaan dan ukurannya sangat kecil, sehingga bila terjadi mimisan pecahnya hanya berukuran kecil. Pada pendarahan normal, biasanya sekitar 3-5 menit akan berhenti dengan sendirinya. Mimisan jenis ini biasanya terjadi pada anak-anak yang kurang istirahat, mengalami panas tinggi, menjelang akil baligh, dan pernah trauma di hidung bagian luar.
2. Epistaksis Posterior
Mimisan epistaksis posterior disebabkan oleh arteri sfenopalatina yang pecah. Bagian pendarahannya tidak kelihatan karena letak dari arterinya yang dalam. Pada mimisan jenis ini, arteri yang pecah adalah arteri besar sehingga pendarahan dapat berlangsung lama dan terus-menerus. Oleh karena itu, bagi penderita mimisan ini harus segera mendapat penanganan medis di rumah sakit dan perlu ditangani oleh dokter spesialis THT (Telinga, Hidung, Tenggorokan) dan atau dokter penyakit dalam. Ingat dokter spesialis THT, bukan dokter umum, karena bila dokter umum yang menangani epistaksis posterior ini maka dikhawatirkan akan beresiko besar atau fatal, bahkan dokter bagian THT pun perlu penanganan yang spesifik.
Mimisan epistaksis posterior ini sering terjadi pada penderita hipertensi (tekanan darah tinggi). Namun yang menarik adalah, pecahnya arteri sfenopalatina pada penderita hipertensi, kandang menjadi hal baik bagi si penderita. Pasalnya pecahnya arteri sfenopalatina justru sebagai katup pengaman daripada terjadi stroke, mengingat pada stroke yang pecah adalah arteri di dalam otak. Sebelum arteri dalam otak pecah, arteri sfenopalatina terlebih dahulu pecah, sehingga tensinya/tekanan darahnya turun, dan dapat meredakan rasa pusing atau sakit kepala. Mimisan ini biasanya terjadi pada orang berumur 40 tahun ke atas, dan seringkali disebabkan oleh hipertensi. Apabila seseorang yang sudah pernah mengalami mimisan posterior akibat hipertensi ini, tekanan darahnya harus selalu terkontrol. Karena bila tidak maka kemungkinan resiko arteri sfenopalatinanya akan pecah lagi sekitar 50 persen.
Cara Benar Menangani Mimisan
Berdasarkan buku yang berjudul "First Aid, Cara Benar Pertolongan Pertama dan Penanganan Darurat' karya Stanley M. Zildo, kebanyakan pendarahan di hidung yang terjadi pada anak-anak tidak berbahaya. Namun berbeda halnya pada orang tua atau orang dewasa, pendarahan pada hidung dapat menjadi masalah serius dan memerlukan penanganan medis yang tepat.
Beberapa orang awam secara umum mengatasi gejala mimisan dengan mendongakkan kepala merek, harapannya agar darah tidak keluar dari hidung. Akan tetapi ternyata tindakan yang mereka lakukan adalah salah. Mendongakkan kepala ke atas atau ke belakang untuk menangani mimisan dapat menyebabkan komplikasi karena mengalirnya darah menuju kerongkongan. Komplikasi yang terjadi yaitu dapat tersedak, dapat menyebabkan iritasi pada lambung, bahkan bisa muntah jika darah
melewati lambung.
Sebenarnya tindakan yang baik apabila mimisan adalah duduk, sambil menundukkan kepala dengan posisi kepala tetap lebih tinggi daripada jantung. Hal tersebut akan mengurangi pendarahan yang terjadi dan menghindari darah masuk ke dalam kerongkongan. Menurut beberapa laporan jurnal, anda juga dapat mengurangi pendarahan hidung dengan menggunakan jempol dan jari telunjuk untuk menekan jaringan lunak pada hidung selama 5-10 menit. Apabila cara tersebut belum berhasil, anda dapat mengkompres hidung dengan ice pack (bungkus es). Caranya yaitu buskus es dengan plastik dan atau kain lalu tempelkan di antara kening dan hidung.
Selain es, benda dingin atau beku lainnya bisa juga digunakan. Es dan benda dingin lain yang ditempelkan dapat mengecilkan pembuluh darah sehingga pendarahan dapat diminimalisir. Kompres dapat dilakukan saat sedang pendarahan maupun setelah pendarahan berhenti. Apabila pendarahan masih terjadi lebih dari 20 menit atau mengalami benturan pada kepala sebelumnya, harap untuk segera mengkonsultasikannya ke dokter spesialis.
Cara Menangani Mimisan |
Secara lebih ringkas berikut ini adalah penanganan apabila anda menemui orang yang mengalami pendarahan hidung atau mimisan:
- Mintalah korban untuk duduk dengan posisi badan condong ke depan, posisi kepala lebih tinggi dari pada jantung, dan mintalah mulut korban untuk terbuka supaya darah tidak menutup jalan nafas.
- Tekan bagian hidung yaitu di bawah tulang hidung bagian ujungnya selama 15 menit. Tekanlah secara perlahan, begitu pula saat melepaskannya.
- Jangan biarkan korban melesitkan ingus atau darah yang keluar. Apabila pendarahan masih berlangsung, tekan hidungnya kembali selama 5 menit. Pastikan korban tidak menelan darah yang keluar.
- Ambil kain basah atau es yang dibungkus, lalu tempelkan pada hidung dan daerah di sekitarnya guna mempersempit pembuluh darah.
- Apabila pendarahan masih saja terjadi atau ada tindikasi patah tulang, segera bawa korban ke unit penanganan gawat darurat.
Resep Tradisional Untuk Menghentikan Mimisan
Selain penanganan secara medis, ada juga cara tradisional untuk mengobati mimisan yakni dengan resep tradisional. Berikut ini adalah beberapa resep tradisional untuk menghentikan mimisan:
1. Daun Sirih
Penggunaan daun sirih dikenal ampuh mengatasi mimisan karena mengandung zat astringen (pengerut jaringan). Caranya yaitu daun sirih yang sudah dibuang tangkainya dicuci bersih, lalu gulung daun sirih tersebut dan masukkan sedikit ke dalam hidung yang mimisan. Selanjutnya tunggu sampai 30 menit, lalu lihat apakah darah sudah tidak keluar dan mimisan akan segera hilang.
2. Kangkung
Kangkung mempunyai sifat sebagai antiracun, peluruh perdarahan, diuretik (pelancar kencing), antiradang, dan sedatif (penenang/obat tidur). Oleh karena itu tidak heran jika seseorang mudah mengantuk setelah makan kangkung dalam porsi banyak. Menurut beberapa referensi, dalam 100 gram kangkung yang direbus tanpa garam, memiliki nilai nutrisi sebanyak 28 kkal, air 91,2 gram, protein 1,9 gram, lemak 0,4 gram, dan karbohidrat 5,63 gram. Selain itu, kangkung juga mengandung mineral, vitamin A, B, C, asam amino, kalsium, fosfor, karoten, hentriakontan, sitosterol dan zat besi.
Guna pengobatan, bagian yang dipergunakan dapat seluruh bagian tumbuhan hingga akar. Beberapa penyakit yang bisa diobati dengan kangkung, antara lain mimisan, haid terlalu banyak, sakit gigi, susah buang air, keracunan makanan, kencing darah, sakit perut, sulit tidur, wasir berdarah, dan sebagainya. Pada pengobatan mimisan dengan kangkung caranya yaitu dengan mengambil dua ikat kangkung dan cuci hingga bersih, lalu ditumbuk hingga halus. Setelah halus maka kankung dapat disaring, lalu air saringannya dicampung dengan satu sendok makan madu. Minum campuran air sari kangkung tersebut sekaligus, lakukan paling tidak sehari sekali.
Seperti itulah cara menangani masalah mimisan dengan benar. Setelah mengetahui ilmunya anda dapat mempraktikannya maupun membagikannya pada orang yang belum tahu. Perlu diingat juga bahwa sebaiknya setelah mengalami mimisan segera berkonsultasi ke dokter untuk mengetahui penyebab mimisan anda secara lebih rinci.
Diperbarui pada 16 Januari 2017.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan berkomentar dengan baik dan bijak, menghormati satu sama lain. Terima kasih.